Pulau Bintan adalah pulau yang terbesar digugusan Kepulauan Riau yang baru saja diresmikan dalam otonomi daerah sebagai provinsi pada tahun 2004, dengan Tanjung Pinang sebagai Ibu Kota provinsinya. Pulau Bintan ini terletak sekitar 50 mil sebelah selatan Singapore. Kegiatan ekonomi utama pulau Bintan, selain penambangan dan perdagangan antar pulau, tourism mungkin merupakan kontribusi yang terbesar bagi pendapatan daerah. Bagian utara pulau Bintan, yang dikenal dengan Lagoi, disediakan untuk para turis dalam maupun luar negri, khususnya bagi turis – turis Malaysia dan Singapore.
Daerah Lagoi ini ditata sangat baik dengan security yang maksimal, untuk memastikan keamanan bagi para turis. Penataan Lagoi ini seperti Nusa Dua di-Bali, dengan beberapa hotel berbintang 5, golf courses dan SPA. Mata uang yang diberlakukan dihotel-hotel berbintang adalah Dollars Singapore atau US Dollars. Meskipun pulau Bintan tidak memiliki bandara sendiri, namun akses masuk ke pulau Bintan dapat ditempuh melalui jalur udara dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Singapore, Kuala Lumpur Malaysia ataupun melalui jalur laut dari Pelabuhan Sri Bentan Pura, Stulang Laut Malaysia.
Diperkirakan sekitar lebih dari 5.000 orang yang secara langsung maupun tidak langsung bekerja di sektor pariwisata di-Lagoi. Mereka disediakan perkampungan, dormitory lengkap dengan pasar tradisional untuk keperluan sehari-hari. Ketentuan yang diberlakukanpun sangat ketat, yaitu: harga-harga dipasar tradisional perkampungan tersebut tidak diperbolehkan lebih tinggi dari pada harga-harga dipasar Tanjung Pinang. Perkampungan ini layaknya saebuah kota kecil saja. Bagi staff tingkat managerial, disediakan apartment yang berada dalam area yang lebih tertata dilingkungan yang berdekatan dengan tempat bekerja mereka masing-masing.
Pantai Trikora yang terletak dibagian timur pulau Bintan. Asal usul nama Trikora ternyata mempunyai dua versi: yang pertama dihubungkan dengan kata-kata “three corrals” konon yang diucapkan oleh pendatang asing pertama dipulau tersebut beberapa puluh tahun yang lalu. Versi lainnya yang lebih banyak dianut, nama Trikora tersebut dihubungkan dengan Tri Komando Rakyat sebuah “euphoria nasionalistic” yang dikumandangkan oleh Almarhum Presiden RI yang pertama Bung Karno, sehubungan dengan kampanye konfrontasi “Ganyang Malaysia” beberapa tahun yang lalu karena Kepulauan Riau menjadi daerah basis pertahanan laut terbesar pada saat itu.
Berbeda dengan Lagoi, pantai ini, dengan nama versi manapun yang dipilih, disediakan untuk para turis lokal yang sudah barang tentu tidak mendapatkan perlakuan seperti pantai Lagoi. Hal ini dapat dilihat, dari sepanjang jalan, dijumpai perkampungan rakyat dan nelayan, juga dari bentuk hotel-hotel dan sarana-prasarana yang lain, seperti restoran dan lain sebagainya.
Yang jelas, banyak suasana berlibur dan tempat yang menyenangkan di pulau Bintan ini...